Saat Mentari merah diufuk timur
Saat tiada guna lagi rayuan suara mohon ampun dan tafakur
Saat manusia tak peduli karektor kartun kantor dan karikatur diktaktor
Saat dunia sabar menunggu masa wisel ditiup dan seluruh isinya hancur lebur
Tiada yang tertinggal hingga yang kedua pula berbunyi
Memanggil semua penghuni bangkit dari kediaman abadi
Saat kau,aku,dia dan mereka masing tak peduli hal orang alami
Resah, masyghul memikirkan nasib yang bakal dihadapi...
Saat itu, jika kau baru mengerti apa yang ku ungkapi sebelum ini didalam puisi yang pernah aku karangi, pasti kau fahami apa isi yang aku "mengarut" selama ini. Buka matamu bermain segala fantasi, Saat terpejam matamu bermulanya cerita realiti.
Aku bukan ahli nujum,
Yang dapat meneka perkara soal hadapan
Aku juga pendosa dalam setiap percakapan, perbuatan
Tapi adakalanya aku punya kebaikkan yang dijadikan amalan
Andai kataku beri beratus nasihat, turutkan
Andai punya berjuta hasutan kejahatan, abaikan
Andai dapat menghiburkan, dendangkan
Andai dapat menceriakan, bacakan
Tiada paksaan, tiada suruhan sekadar menulis apa yang ingin diungkapkan....
Tiada ulasan:
Catat Ulasan